cerita sang raja
Ini adalah cerita tentang pria yang dikenal dunia sebagai Dewa Hipnotis, karena kemampuan hipnotisnya sangat lengkap, sehingga beberapa raja di nusantara mengundangnya dan belajar ilmu hipnotis langsung darinya…
Dan inilah
ceritanya:
Raja, “Romo
Dewa, Aku mengucapkan terimakasih kepada anda karena anda berkenan datang ke
sini, sesuai perjanjian kita, dan sekarang silahkan ceritakan/ajarkan aku ilmu
hipnotismu yang sudah terkenal di seluruh dunia, karena aku sudah membayar
sangat mahal kepadamu, hahahahahhaa”
Romo Dewa,
“Hahahahhahahahaa, saya ini orang yang bisa Anda percaya raja… Saya adalah
orang yang menepati janji, sekarang siapkan diri Anda untuk belajar, dan
otomatis Anda langsung bisa, karena saya telah mengajarkan hipnotis
kepada ribuan orang dan dari berbagai negara, mulai anak 9 tahun sampai
kakek-kakek umur 89 tahun, dan terbukti berhasil, tercepat dan termudah di
dunia, oh ya ada beberapa raja juga yang telah belajar kepada saya, tapi ini
tetap saya rahasiakan….”
Raja, “Romo
bagaimana sebelum anda mangajar dan menceritakan dirimu di dunia hipnotis
anda bermain hipnotis dulu kepada anak buahku?”
Romo Dewa,
“Dengan senang hati raja, sekarang tugaskan wakil Anda untuk mengumpulkan
50 orang saja di aula”
Di aula itu sudah
berkumpul 50 orang dalam istana semuanya adalah para pendekar/jagoan…
Lalu Saya
masuk ruangan itu dengan gagah perkasa, penuh dengan kepercayaan diri, dan
berdiri di depan panggung dengan “Jubah Dewa Hipnotis”
“Halo semua
orang hebat…. Namaku Romo Dewa, hari ini, aku mendapat otoritas dari rajamu
untuk memperlengkapimu menjadi pribadi-pribadi yang lebih hebat lagi, agar
semakin hari kerajaan ini semakin maju!”
Baiklah,
sebelum aku masuk ke materi pengajaranku, aku akan mengajukan beberapa
pertanyaan kepada kalian supaya aku lebih mengenal satu persatu kalian
sehingga nanti pengajaran akan lebih cepat kalian terima!
“Di antara
kalian yang pernah belajar tenaga dalam angkat tangannya”
Terlihat
lebih dari separo yang mengangkat tangannya, lalu kataku kepada yang mengangkat
tangannya, “Sekarang aku akan mengirimkan tenaga dalam ke pada kalian, dan
kalian bisa merasakannya, semua tangan kanan hadapkanlah kepadaku, dan nanti di
hitungan ke tiga aku akan mulai mengalirkan tenaga dalam dari sini dan kalian akan
bisa merasakannya, ya persiapkan diri kalian, satu…. Dua …. Tiga…… rasakan dan
terus rasakan…..”
Lalu
kutanya, “Siapa yang bisa merasakan, angkat tangannya?” dan aku mendapatkan 10
orang yang mengangkat tangannya…
Dan
kulanjutkan bertanya, “Kita semua adalah pribadi yang unik, memiliki pengalaman
hidup yang berbeda-beda, sekarang kutanya kepada kalian, jawab jujur karena ini
penting, adakah di antara kalian yang pernah lihat hantu, makhluk halus, jin
dan sebangsanya, angkat tangannya…..” dan aku mendapatkan 15 orang yang
mengangkat tangan…
Sekarang
semuanya berdiri…
Aku akan
melakukan test kecil untuk mengetahui seberapa bagus kekuatan pikiran kalian,
imajinasi kalian karena ini sangat penting untuk perkembangan karier kalian….
Oke semua
lihat kepadaku dan ikuti tanganku, ya tangan kiri dan kanan kalian luruskan ke
depan, seperti ini (aku contohkan)…
Baik agar
hasilnya maksimal pejamkan mata kalian, karena ketika memejamkan mata, kalian
bisa mengurangi 80 persen informasi yang masuk ke pikiran kalian, dan sekarang
bersiaplah, namun tetap santai dan rileks…
Sekarang
kalian fokuslah pada tangan kiri kalian, ya, sekarang kerahkan kekuatan pikiran
kalian dan imaginasi kalian untuk menjadikan tangan kiri kalian sekarang
ringan, ya seringan bulu ayam, ringan sekali…. Rasakan sekarang ringan sekali…
dan sekarang rasakan tangan kirimu yang sangat ringan itu seolah-olah ditarik
energi langit sehingga sekarang tanganmu naik ke atas dengan cepat, ya tangan
kirimu ringan dan naik terus ke atas… Dan sekarang rasakan tangan kanan kalian
terasa berat dan seolah-olah ditarik oleh energi bumi, sehingga berat dan turun
ke bawah, ya rasakan tangan kanan berat, semakin berat dan semakin turun ke
bawah, dan sekarang tangan kiri semakin ringan semakin naik ke atas, tangan
kanan semakin berat semakin turun ke bawah…. Bagus sekali…. Selesai…. Kalian
boleh duduk kembali…
Dan saya
mendapatkan 21 orang yang tangannya naik dan turun mengikuti sugestiku..
Lalu
kupanggil seseorang di antara mereka maju ke depan…
“Siapa
namamu?”
“Aryo” jawabnya.
“Aryo, aku
melihatmu memiliki kemampuan yang sangat baik, boleh tahu asalmu dari mana?”
“Solo pak”
“Oke,
sekarang katakanlah kau bisa pergi kemana saja secara ajaib, kau ingin kemana?”
“Ke Mekah
pak”
“Kenapa ke
Mekah?”
“Karena itu
kerinduan dan cita-cita saya pak”
“Baiklah,
bagaimana kalau aku kirim tubuh batinmu ke sana sekarang dan kau nanti dengan
sukacita ceritakan kepada kami semua di sini”
“Bagaimana
caranya pak”
“Oke, kau
hanya perlu ikuti semua instruksi saya, bisa?”
“Siap pak!”
“Oke sekarang
duduk yang santai, sesantai mungkin dan kendorkan seluruh otot di tubuhmu…”
“Lihat ke
dua mataku, terus lihatlah dengan santai….”
“Dan
sekarang rasakan semakin kau menatap mataku, kau mulai mangantuk, semakin
mengantuk dan tidur….” (sambil kujentikan jariku, ia tertidur pulas…)
“Oke
sekarang dengarkan hanya suaraku Aryo, abaikan suara yang lain, di hitungan ke
tiga kau hanya bisa dengar suaraku saja, satu, dua tiga… bagus sekali…”
“Sekarang
rasakan bahagia sekali, nyaman sekali dirimu, dan dihitungan ke 3 secara ajaib
kau sudah di Mekah dengan seijin Tuhanmu, satu… dua tiga… ya sekarang kau sudah
di Mekah, lihatlah semua yang kau lihat di situ, dengarkan suara yang kau
dengar di situ, lihat warna baju-baju orang yang kau temui, apapun semua yang
kau lihat, kau rasakan, kau dengar, kau alami rekam baik baik…. Bagus sekali….
Dan sekarang buka mata….”
“Kamu sudah
sampai ke Mekah?”
“Iya pak,
saya sudah di sana dan melihat semua dengan ajaib dan heran”
“Baiklah
tatap mata saya dan tidur lelap….” (ia kutidurkan lagi)
“Aryo, mulai
sekarang ini, kapanpun saya menepuk pundakmu seperti ini (kutepuk pundaknya)
kamu otomatis tidur sangat lelap, kapanpun dan di manapun…”
“Sekarang
aku akan menghitung satu sampai lima, di hitungan ke lima, kau bangun dengan
bahagia, semangat dan sehat wal afiat…. “
“Satu, dua,
tiga…… empat …..lima, bangun dan rasakan sehat, nyaman dan bahagia……”
“Aryo
bagaimana rasanya?”
“Enak sekali
pak, mau lagi…”
“Hahahahahahahaha,
bayar” (candakku) sambil menyuruh kembali ke tempat duduk.
“Berikan tepuk
tangan untuk saudara kita Aryo yang hebat…”
“Baiklah
sekarang aku ingin beberapa orang yang ingin daya ingatnya semakin baik angkat
tangannya akan kuterapi…” kulihat hampir semua angkat tangan, tapi aku memilih
dua orang dulu
“Baiklah
sekarang dua orang dulu maju ke kepan, ya… kau dan kau, sambil kutunjuk
mereka”
Setelah di
depan dan duduk kutanya siapa nama mereka…
“Siapa
namamu?”
“Abdul”
“Dan kau?”
“Rahmat”
“Baik rahmat
dan Abdul seberapa ingin kalian memiliki daya ingat yang sangat baik?”
“Sangat ingin
pak” jawab Abdul
“Ya ingin
banget pak” jawab Rahmat…
“Baiklah
taati dan ikuti perintahku”
Kupegang
tangan kiri Abdul dengan tangan kiriku, dan tangan kanan Rahmat dengan tangan
kananku, “Lemaskan tangan kalian, kendurkan tubuh kalian, tarik nafas yang
dalam dari hidung, rasakan, ya tarik nafas dari hidung buang lewat mulut… bagus
lihat mata kiriku, tarik nafas dan tidur” (sambil ku tarik kukatakan tidur) dan
sekarang mereka berdua tidur hipnotis….
Lalu
kusugesti mereka, “Mulai sekarang secara ajaib daya ingat kalian mulai membaik,
dan semakin baik dari hari ke hari, sehingga kalian sekarang mudah mengingat
apapun yang kalian mau… Ya ajaib sekali, daya ingat kalian otomatis sekarang
mulai sangat baik, semakin membaik dan terus semakin baik…. Itulah diri kalian
yang sekarang, pribadi yang memiliki daya ingat yang sangat baik…. Rasakan
bahagianya sekarang, senangnya kau dapat mengingat apapun dengan mudah, dan ini
semakin membuat kalian semakin sukses dari hari ke hari….”
“Baiklah
dihitungan ke 5 kalian bangun dengan semangat, bahagia dan sehat walafiat…
satu, dua tiga empat lima, bangun sehat walafiat segar bugar”
Kusalami
mereka, “Apa rasanya?”
“Enak sekali
pak, terimakasih” jawab Abdul
“Oke Rahmat
silahkan ke tempat duduk, dan Abdul tetap di sini…”
“Abdul
hobinya apa?”
“Main bola
Pak”
“Tokoh
idolanya siapa?”
“Bekham pak”
“Mau ketemu
Bekham?”
“Ya mau
banget dong pak!”
“Oke, tatap
mata kiriku terus tatap, tatap dan tidur!” (sambil kujentikan jariku) dan ia
kini tidur lelap.
“Oke nanti
saat kau buka mata, kau bertemu dengan Bekham, kau boleh peluk dia, kau salami
dan dan katakan kau sangat ngefans….”
“Oke buka
matanya dan itu Bekham!” (sambil kutunjuk satu orang di situ), lalu Abdul
menyalami, merangkul dan gembira sekali bertemu Bekham….
Setelah
beberapa waktu bersama Bekham ia kubawa lagi ke depan dan ini kataku, “Lihat
mataku dan tidur” (ia tidur kembali)
“Lalu
kataku, Abdul untuk sementara, angka 3 aku ambil dari pikiranmu sehingga kalau
kau berhitung seperti ini, 1, 2, 4,5,6,7,8,9,10, 11 dan sekarang buka matamu..”
“Tangan
kirimu ada berapa jarinya?”
“Lima”
“Tangan
kanan?”
“Lima”
“Jadi
semuanya jarimu ada berapa?”
“10”
“Sekarang
hitung pelan-pelan jarimu!”
“1,2,4,5,6,7,8,9,10,
11….”
“Ulangi
lagi”
“1,2,4,5,6,7,8,9,10,11”
“Lho lho
lho, katanya 10, kok 11?” candaku
Ia bengong…
“Itung
lagi!”
“1,2,4,5,6,7,8,9,10,11…”
“Nah nah
nah, hahahahaha, kok bisa?”
“Gak tahu
pak”
“Oke deh,
kita main tambah-tambahan ya?”
“Satu tambah
dua berapa?”
“Gak tahu
pak!”
“Lah kamu
sekolah khan?”
“Iya”
“Dua tambah
dua?”
“Empat:
“Satu tambah
Satu?”
“Dua”
“7 tambah
7?”
“14”
“Nah
sekarang 1 tambah 2?”
“Gak tahu
pak”
“Kok aneh
sih, yang susah bisa yang mudah gak bisa?” semakin aku mencandainya.
“Gini deh 10
kurangi 4 berapa?”
“6”
“7 kali 7?”
“49”
“Ini mudah,
4-1?”
“Gak tahu
pak”
“Hahahahahaha”
“Baiklah
sekarang kunormalkan kembali, angka 3 kembali di pikiranmu, sekarang berhitung
normal, silahkan berhitung…”
“1,2,3,4,5,6,7,8,9,10”
“Beri tepuk
tangan untuk sdr kita yang hebat, Abdul” sambil menyuruh Abdul duduk kembali ke
tempatnya.
“Baiklah
sekarang saya ingin memperagakan tenaga dalam, dan nanti kalian akan saya
ajarkan seni beladiri gaib, seni beladiri yang lahir dari bawah sadar…”
“Saya minta
5 orang dari kalian untuk maju, ya kamu, kamu, kamu, kamu dan kamu….” (aku
menunjuk mereka satu persatu)
“Baik semua
berdiri di sebelah sana, nanti di hitungan ke 3 kalian akan merasakan dorongan
yang luar biasa sehingga kalian terpental…”
“Ini untuk
menunjukan fenomena energi, nanti saya jelaskan lebih lanjut!”
“Bersiaplah
dengan kuda-kuda terkuat kalian, siap, satu, dua tiga ya!” (aku melakukan gaya
mendorong dari jarak jauh)
Dan
terjadilah mereka terpental satu persatu seperti didorong dengan dorongan yang
sangat kuat….
Saya tanya
seseorang di antara mereka, “Namamu siapa?”
“Budi Pak”
“Apakah kamu
merasakan dorongan yang keras tadi dari jarak jauh?”
“Ya pak,
bapak lihat sendiri saya terpental juga kawan-kawan lainnya!”
“Bagus
sekali, nanti fenomena ini akan aku jelaskan kepada kalian semua..”
“Sekarang
begini, aku akan membuat pagar gaib di sekelilingku, sehingga setiap kalian
mendekat satu meter dari diriku otomatis kalian terpental, kalian boleh
menendang, memukul ataupun meninjuku, namun itu otomatis mental dan semakin
mementalkan diri kalian!”
“Siap?”
“Lingkari
aku dan pada hitungan ke 3 kalian boleh memukul atau menyerang aku”
“Satu….
Dua…. Tiga!” (mereka mula maju memukul, menendang dan lain sebagainya namun
mereka terpental satu persatu)
“Baiklah
semua berdiri, nanti kujelaskan fenomena ini bagi kalian….”
“Beri tepuk
tangan yang meriah untuk kita semua…”
“Pernah ada
orang yang dibius?”
“Ada pak”
“Apa yang
terasa jika kulitmu dibius?”
“Mati rasa
pak”
“Baik, aku
akan mendemokan menghilangkan mati rasa, ya kalian yang baju coklat maju”
Setelah maju
ke depan kutanya, “Siapa namamu?
“Umar pak”
“Baik Umar,
aku akan menusuk jarum ini ke tanganmu dan ajaib sekali nyaman, tanpa rasa
sakit, ya nyaman sekali…”
Lalu
kutepuk-tepuk tangan Umar, dan kukatakan, “Sekarang tanganmu mati rasa, kebas
seperti telah direndam es selama dua jam!” lalu kutusuk tangannya dan
kuperlihatkan kepada semua orang termasuk kepada raja yang sedari tadi bengong
dan kagum melihat segala aksiku…
Lalu kutusuk
lehernya, pipinya layaknya permainan debus…. Dan kutanya kepada Umar:
“Apakah
sakit?”
“Tidak sama
sekali pak”
“Oke beri
tepuk tangan yang meriah kepada Umar” sambil kucabuti satu persatu
jarumnya…
“Dan ada
lagi” kataku kepada mereka, sembil kukeluarkan korek api, lalu kunyalakan di
tangan Umar dan Umar sama sekali tidak merasa kepanasan, dan ini membuat semua
mata makin melotot…
“Terimakasih
dan silahkan Umar kembali ke tempat duduk kembali, beri tepuk tangan untuk
Umar….”
“Apakah ada
di antara kalian yang ingin diterapi?”
“Saya
persilahkan satu orang dulu maju ke depan…”
Kemudian ada
seorang yang maju ke depan
“Siapa namamu?”
“Harun pak”
“Mengapa kau
maju ke depan sini?”
“Mau minta
tolong pak, saya sudah lama sekali sakit maag”
“Sudah
berapa tahun?”
“Lebih dari
10 tahun pak..”
“Wow.. sudah
pernah berobat kemana saja?”
“Kemana saja
pak, ke dokter rutin, berobat alternative juga sudah kemana-mana tapi belum ada
hasil..”
“Luar
biasa…”
“Baiklah
saya langsung tanya kau jawab jujur ya?”
“Apakah kau
memiliki dendam, atau kebencian kepada seseorang?”
“Iya pak…”
“Apa yang
terjadi ketika kau ingat nama orang itu, atau ada orang lain yang mengucapkan
nama itu?”
“Langsung
emosi pak, darah seolah langsung mendidih, ingin membalas orang itu…”
“Oke
baiklah, aku tak perlu tahu apa yang sudah dilakukan orang itu kepadamu, namun
jika kau ingin sembuh, kau harus mengampuni atau memaafkan dia sekarang, apakah
kau mau mengampuni dia?”
“Tidak pak,
tidak mau!”
“Kalau hanya
itu satu-satunya jalan untuk kesembuhan maagmu apakah kau mau mengampuninya?”
“Tapi saya
dendam sekali pak, apakah aku bisa mengampuninya?”
“Masalahnya
bukan bisa atau tidak bisa, tapi mau atau tidak kau mengampuni!”
“Kau tahu,
mengampuni itu bukan untuk dia, mengampuni itu bukan harus kau bertemu dia
kembali, mengampuni bukan berarti kau harus berhubungan dengan dia kembali,
mengampuni itu seperti kau buang kotoran dalam perutmu yang jika tidak kau
buang menjadikan sakit atau racun dalam dirimu, memilih tidak mengampuni
berarti memilih menderita seumur hidupmu, seperti kau selamanya mengendong
dia…”
“Oke, kau
mau sembuh?”
“Mau pak!”
“Kau mau
mengampuni?”
“Iya pak,
bagaimana caranya?”
“Baiklah
biar kamu lebih nyaman saya akan bimbing kamu masuk ke dalam kondisi yang
paling nyaman, mau?”
“Mau pak…”
“Baiklah kau
lihat lampu itu di atas, duduk sesantai dan senyaman mungkin…”
“Ya pak…”
“Sekarang
terus lihatin lampu itu, semakin kau melihat lampu itu, rasakan matamu semakin
berat, ya semakin berat… dan semakin berat dan mulai ngantuk… semakin ngantuk…
dan aku menghitung dari satu ke lima tiap hitungan membuat kau semakin ngantuk
dan dihitungan ke 5 tutup mata dan tidur… 1…2….3….4…..5 tutup mata dan tidur….”
“Rasakan
semakin nyaman dirimu… tiap tarikan dan hembusan nafasmu membuatmu semakin
nyaman semakin damai….”
“Baiklah,
dalam kondisi yang sangat ajaib dan rileks ini, kau dipenuhi kasih sayang
ilahi, kasih Allah yang maha pengampun, dan kau jelas sekali diingatkan teladan
Nabi Muhammad yang mengampuni semua yang menyakitinya, dan sekarang
sungguh-sungguh kau bisa meneladani nabi besar dan mulai bisa mengambil
keputusan mengampuni orang yang telah menyakitimu…”
“Katakan
dengan kuasa Allah aku mengampunimu sebutkan namanya….”
Lalu ia
berkata dengan pelan, “Dengan kuasa Allah aku mengampunimu x”
“Bagus
sekali, saat tadi kau mengampuni, takdir barumu terjadi, saat ini otomatis
maagmu mulai normal kembali, mulai sembuh, ya sembuh total… rasakan nyamannya,
leganya, bahagianya, maagmu normal, pencernaanmu normal, dan rasakan sehat
sekali dirimu sekarang semakin sehat semakin bahagia….”
“Bagus
semakin nyaman, semakin sembuh, sudah sehat, sudah sembuh, sudah pulih, rasakan
lega… dan silahkan kau katakan alhamduliah bersyukurlah…”
“Bagus
sekali, sekarang kau sudah disembuhkan, maagmu sudah sehat, sudah normal
kembali dan dihitungan ke lima, kau bangun dalam kondisi sehat wal afiat…”
“Bagus,
satu, dua….. tiga….. empat….. lima, bangun sehat walafiat….”
“Duduk
sebentar” pintaku
“Ceritakan
apakah kau sudah lega?”
“Sangat lega
pak!”
“Apakah kau
sudah benar-benar mengampuninya?”
“Sudah pak…”
“Sudah
sembuh?”
“Iya pak…”
“Baiklah
tepuk tangan untuk teman kita yang hebat ini…” kataku kepada semua oang…
Lalu saya
berjalan berkeliling mendekati mereka satu persatu dan kutanya seseorang
“Siapa
namamu?”
“Joko pak”
“Kau dari
tadi kok seperti kagum gitu lho?”
“Iya pak,
bapak hebat banget…”
“Ah biasa
saja kali, kau juga bisa kalau sudah tahu rahasianya…”
“Masa sih pak?”
“Ya iya
dong, Joko… boleh kupinjam namamu?”
“Boleh pak”
“Kalau
dipinjam berarti kau tidak punya nama dong, bener boleh?”
“Boleh”
“Sekarang
lihat aku dan ya!” (sambil kuhentak kakiku ke lantai agar kaget) “namamu sudah
hilang!”
“Sekarang
kutanya siapa namamu?”
Ia bengong
“Gak tahu
pak”
“Lho masa
nama sendiri gak tahu?”
“Iya”
“Serius
namamu siapa?”
Ia diam
kembali, lalu kukatakan namamu Dewi
“Namamu
siapa?”
“Dewi pak!”
Semua
tertawa
“Serius?”
“Iya pak”
“Siapa
namamu?”
“Dewi”
“Lho itu
nama perempuan khan?”
“ Iya”
“Tapi kamu
laki laki khan?”
“Iya”
“Jadi siapa
namamu?”
“Dewi”
“Baiklah
namamu kukembalikan, normal…”
“Siapa
namamu?”
“Joko pak”
“Beri tepuk
tangan buat semua…”
“Baiklah
sebelum saya mensugesti kalian semua, saya minta tadi orang yang pertama kali
maju ke depan sini untuk kembali ke sini, tadi siapa ya?”
“Aryo” jawab
mereka serempak…
“Baik Mas
Aryo maju ke sini dengan nyaman…”
“Seberapa
menarik yang kau lihat selama di sini?”
“Sangat
menarik pak, ini hal baru bagi saya, ajarin dong biar bisa seperti bapak”
“Hahahahahahaa”
sambil kutepuk pundaknya, dan ia tidur pulas….
“Baiklah
Aryo rasakan semakin dalam semakin dalam tidurmu, lebih lelap lagi…”
Dalam
kondisi yang sangat lelap, lalu kutanya, “Sekarang beritahukan kepadaku siapa
nama nenekmu?”
“Saodah”
jawabnya pelan sekali
“Bagus,
sekarang beritahukan nama pacar pertama kamu”
“Rani”
“Bagus
sekali, sekarang katakan film kartun apa yang paling kamu sukai?”
“bearbie”
Semua orang
mulai tertawa…
“Bagus
sekali, sekarang dengarkan sugestiku, lupakan semua yang sudah kau katakan
kepadaku, kau hanya ingat betapa nyamannya kau berada saat ini… bagus sekali….”
“Di hitungan
ke 3 buka mata, satu, dua tiga…”
“Aryo, kalau
aku tahu nama nenekmu hebat gak, kan aku gak pernah ketemu kamu sebelumnya…”
“Ya hebat
lah pak”
“Coba lihat
aku, nama nenekmu adalah Saodah khan?”
“Lho kok
bapak tahu?” (yang lain tepuk tangan)
“Bukan hanya
itu saja, aku bahkan tahu siapa nama pacar pertamamu?”
“Ah masa,
gak mungkin lah pak”
“Rani”
“Hah, kok
bisa sih pak?”
“Lebih dari
itu aku tahu siapa artis film kartun kesukaanmu…”
apa
memangnya pak?
”bearbie”
Ampun pak,
kok tahu semua sih..”
Semua
tertawa dan ngakak…
Amanat:pada intinya orang yg mudah terpengaruh adalah orang yg tdk bisa
berusaha untuk disiplin berkonsentrasi
0 comments:
Post a Comment